Senin, 08 September 2014

Memahami makna tersurat dan makna tersirat dari Kisah Sahabat Rosulullah

Memahami makna tersurat dan makna tersirat Sebuah riwayat,

 aswaja
Sayyidina Umar ra. bertanya kepada Khudzaifah bin Yaman : “Bagaimana keadaanmu pagi ini, wahai Khudzaifah ?”

Khudzaifah menjawab: “Pagi ini aku menyukai fitnah, membenci kebenaran (haq), shalat tanpa berwudhu dan aku memiliki sesuatu di muka bumi, apa yang tidak dimiliki oleh Allah di langit.”

Mendengar jawaban itu maka Umar marah.

Ali karramallahu wajhah datang menemuinya dan berkata kepadanya : “Di wajahmu terlihat tanda kemarahan, wahai amirul mukminin.”


Kemudian Umar menceritakan kepada Ali tentang apa yang menyebabkannya marah kepada Khudzaifah.


 Kemudian Ali berkata : “Sungguh benar Khudzaifah. Adapun kecintaan kepada fitnah berarti kecintaan kepada harta dan anak-anak, sebagaimana Allah berfirman dalam Al Quran

 “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (fitnah) (bagimu) (QS At Taghaabun (64):15).

 Adapun dia membenci kebenaran (haq) berarti dia membenci kematian, karena kedatangan kematian adalah benar (haq).

Dan shalat tanpa berwudhu berarti shalawatnya atas Nabi shallallahu alaihi wasallam.

 Adapun yang dimilikinya di muka bumi yang tidak dimiliki oleh Allah di langit berarti dia memiliki istri dan seorang anak, sedangkan Allah tidak beristri dan beranak. Hal ini sebagaimana firman Allah “Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan” (QS Al Ikhlash : 3).


Umar berkata : “Demi Allah, engkau telah membuatku puas dan lega.”


 Wajar saja sayyidina Umar ra marah mendengar jawaban sayyidina Khudzaifah bin Yaman ra kalau dipahami dengan makna dzahir atau dipahami dari apa yang tersurat.

Sedangkan sayyidina Ali karramallahu wajhah mencoba menjelaskan jawaban tersebut dibalik yang tersurat atau makna tersirat

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan koment tapi jangan mengandung SARA dan porno ya