Selasa, 29 Juli 2014

Inilah Kisah Wali Allah Saat Menentukan Arah Kiblat

Dulu Syeikh Nawawi al-Bantani (kira-kira masih berusia belasan tahun) pernah sholat di masjid Pekojan Jakarta Kota dekat kediaman Habib Utsman bin Yahya. Ketika usai sholat Syeikh Nawawi menghampiri dan berkata kepada Habib Utsman dengan nada lemah lembut dan penuh hormat (kebetulan Habib Utsman berada di dalam masjid): 

"Wahai Habib yang saya hormati ! 

Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Jawab Habib : "Ya, ada apa anak muda?"


 Syeikh Nawawi : "Begini Habib Masjid ini kurang ngiblat dan kurang nyerong ke sebalah kanan (ke arah Utara)". 


Kata Habib Utsman: "Masid ini sudah saya ukur dengan alat kompas dan berdasarkan ilmu falak" (memang Habib Utsman adalah seorang pakar ilmu falak).


Kemudian, Syeikh Nawawi al-Bantani dengan sopannya menunjuk ke arah kiblat dan seketika itu juga ka'bah kelihatan dengan amat jelasnya di hadapan mereka berdua.


 Menyaksikan itu, Habib Utsman bin Yahya terperanjat dan kemudian langsung menubruk dan ingin mencium tangan Syeikh Nawawi al-Bantani, namun Syeikh Nawawi menarik dan menolak tangannya untuk dicium tangani oleh Habib Utsman bin Yahya, dan 


Syeikh Nawawi al-Bantani berkata: "Wahai Habib yang mulia ! Saya tidak pantas untuk dicium tangani oleh Habib, Karena, Habib adalah orang mulia dan turunan Rasulullah, sedangkan saya adalah orang kampung biasa". 

Mendengar kata-kata Syeikh Nawawi al-Bantani itu, kemudian Habib Utsman bin Yahya langsung merangkul badannya Syeikh Nawawwi dan mereka saling berpelukan sambil menangis dengan bercucuran air mata.

Terus terang ketika menulis kisah ini, saya juga ikut menangis karena terharu,


Oleh :